Sebagaimana udara, rezeki allah tersedia dengan berlimpah. Kalau ingin
dapat, kita butuh menghirupnya. Tapi tak usah serakah. Hirup secukupya saja.
Kita hanya butuh beberapa untuk kelangsungan hidup. Sisanya, biarkan menjadi
hak orang lain.
Hadis ini mungkin menyentak kesadaran kita, bahkan ada dari kita yang
lantas manggut-manggut menyetujui sambil mengatakan. “Jadi ini yang membuat
tidak tenang, sibuk tiada habisnya, bingung tiada ujungnya, kebutuhan tiada
cukup-cukupnya, dan berambisi taka da selesai-selesainya”.
Rasullah
bersabda, “Barangsiapa bangun di pagi hari
dan hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak
Allah dalam dirinya, maka Allah akan menanamkan empat penyakit:
1. Kebingungan yang tiada putus,
2. Kesibukan yang tiada berujung,
3. Kebutuhan yang tiada terpenuhi,
4. Khayalan yang tidak berujung
Betapa banyak dari kita yang ketika bangun tidur yang kita pegang
pertama kali adalah handphone, melihat adakah pesan panggilan pesan yang masuk
, betapa banyak dari kita yang saat baru membuka mata yang pertama kita buka
adalah media sosial, membaca status-status yang belum tentu kita butuhkan .
Betapa banyak dari kita yang baru bangun tidur yang teringat pertama kali
adalah tugas-tugas kuliah, pekerjaan kantor, dan berbagai urusan dunia yang
lain.
Tak sempat kita mensyukuri karunia Allah yang telah ‘menghidupkan’ kita
kembali, tak sempat kita meraba kedua tangan, kedua kaki, lalu mengucap
hamdalah karena masih komplit. Tak sempat kita mengetes penglihatan,
pendengaran, lidah, yang masih berfungsi normal , lalu kita katakan Allhamdulillah.
Mungkin itulah mengapa yang dianjurkan dalam sunnah, setelah bangun
tidur, berdoalah,
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin
Nusyuur
Artinya
: "Segala puji bagi Allah yang
menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dikumpulkan."
(Hadits Al Bukhari dan Muslim)
Mungkin itu pula sebabnya usai
bangun tidur dimalam hari, baiknya kita mendahuluinya dengan qiyamullail, kita hidupkan malam kita
dengan tilawah. Sungguh dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenang.
Ketika kita mengingat Allah,
percayalah Allah yang akan mengurusi segala hidup kita. Allah yang akan
memudahkan urusan dunia kita. Allah yang akan mencukupkan kebutuhan hidup kita.
Allah tak mungkin menzalimi hamba yang sudah mencintai dan mengabdi kepada-Nya.
Jangan takut tak kebagian harta.
Harta dicari bukan untuk memenuhi ambisi dan nafsu kita. Dunia dijemput dalam
rangka sebagai bekal menghadapnya. Dunia hanya sebagai sarana untuk menggapai
bahagia di akhirat. Jangan hanya karena mengejar “sarana” menjadikan fokus hidup
kita membelok dari yang semestinya.
Sebagaimana udara, rezeki Allah tersedia
dengan berlimpah. Kalau ingin dapat, kita butuh menghirupnya. Tapi tak usah
serakah, Hirup secukupnya saja. Kita hanya butuh beberapa untuk kelangsungan
hidup. Sisanya biarkan menjadi hak orang lain.